Keyakinan diri tak hanya diperlukan oleh orang
dewasa, begitu juga anak-anak. Orangtua bisa membantu anak dalam mengembangkan
keyakinan dirinya ini
Self confidence is not only for adult but also for
children. Parents can help their children to improve children’s confidence.
Soal keyakinan diri ini dinyatakan Adam Khoo (31), penulis
buku I Am Gifted, So Are You! yang selama sekitar lima tahun terakhir
memberikan pelatihan motivasi kepada sekitar 20.000 orang. Menurut dia,
pembangkit motivasi yang paling dasar adalah keyakinan pada diri sendiri.
Hal itu tak hanya dibutuhkan orang dewasa, tetapi juga
anak-anak. Masalah pada anak-anak terutama, sering kali orang-orang di luar si
anak, seperti orangtua dan guru, justru memberikan label negatif kepada mereka.
Kata-kata seperti “malas”, “tidak bisa”, “lemah dalam
matematika” dan sebagainya, membuat sugesti negatif bagi anak tersebut. Padahal
anak-anak masih memerlukan proses dalam mengembangkan keyakinan dirinya.
Anak-anak, terutama yang sudah bersekolah, umumnya
menghadapi berbagai masalah serupa. Mulai dari mudah beralih perhatian, hanya
mampu berkonsentrasi dalam rentang waktu singkat, cenderung ceroboh, menganggap
guru-guru membosankan, sampai mudah menyerah, dan tidak tertarik pada
pelajaran.
Deretan keadaan tersebut masih ditambah lagi dengan
kecanduan permainan komputer, televisi, internet, dan perilaku orangtua yang
mereka rasakan terlalu menekan.
“Ibu saya pernah bilang, saya mengikuti dia karena memang
gennya lemah dalam matematika. Perkataannya itu membuat saya jadi percaya kalau
saya memang lemah berhitung,” kata Adam mencontohkan dirinya.
Padahal rasa percaya diri itulah yang harusnya dibangun
pertama kali sebagai modal dasar. Untuk itu, setiap orang harus membuat daftar
yang isinya semacam pengetahuan tentang keterbatasannya.
Pengetahuan itu bisa diperoleh dari komentar teman,
perasaan diri sendiri, pengalaman sebelumnya, dan komentar orangtua atau guru.
Setelah itu, selidikilah segala sesuatu yang dipercaya sebagai keterbatasan
diri Anda tersebut. Selanjutnya, bantahlah daftar itu!
Proses tersebut membuat kita berbicara dengan diri
sendiri. Contohnya, Anda percaya kalau Anda sangat pelupa. Namun anehnya, meski
pelupa tetapi Anda bisa mengingat lirik lagu dengan mudah. Nama-nama artis dan
film-filmnya juga bisa Anda hafalkan di luar kepala.
Kalau begitu, dari mana datangnya pemikiran bahwa Anda
adalah seorang pelupa? Mungkin karena Anda selalu lupa apa yang sudah Anda
pelajari pada waktu ujian. Ini bisa terjadi bukan karena Anda pelupa, tetapi
sebab teknik menghafal Anda yang tidak cocok, atau topiknya tidak menarik.
Untuk menumbuhkan rasa keyakinan diri, langkah berikutnya
adalah tuliskan hal-hal yang akan terjadi kalau kepercayaan yang membatasi ini
tetap Anda pegang teguh. Bertanyalah pada diri sendiri, apa saya tidak pernah
mendapat nilai baik dalam ujian? Apa saya jadi tidak bisa mendapat universitas
yang bagus? Pekerjaan yang baik? Gaji tinggi dan kehidupan yang nyaman?
Hal terakhir adalah mencari pemikiran baru yang bisa
melawan kepercayaan lama. Kepercayaan lama yang amat membatasi tersebut. Selain
itu, sertakan juga bukti-bukti pendukungnya. Misalnya, saya berpikir kalau saya
orang yang bermotivasi. Buktinya, saat akan ikut pertandingan bola basket, saya
bisa berlatih selama empat jam sepulang sekolah. Padahal saya telah lelah
belajar.
Metode tersebut hanyalah cara awal untuk membangkitkan
motivasi, dan melawan pikiran-pikiran negatif yang selama ini membatasi seorang
siswa.
Kemudi atas hidupnya
· Ada
lima hal yang dipercaya pelajar-pelajar yang sukses. Pertama, mereka
bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Misalnya, kalau nilai Anda jelek, itu bukan
karena guru, tetapi diri Anda sendiri. Pemikiran ini membuat setiap
siswa secara sadar mengambil kemudi atas hidupnya sendiri.
Kedua, tidak ada yang namanya kegagalan.
Di dunia ini yang ada hanyalah masukan. Setiap orang pasti pernah
menjumpai kegagalan. Hanya saja, orang-orang yang sukses selalu
menggunakan kegagalan itu sebagai umpan balik atas apa yang sedang
dilakukan.
Ketiga, berpikir bahwa kalau orang lain
bisa, Anda juga pasti bisa. Alasannya, ukuran otak semua orang sama
besarnya. Mereka berhasil, hanya karena mereka bisa menggunakan otaknya
dengan strategi yang benar.
Keempat, anggaplah belajar itu sebagai
bermain. Anak-anak yang berhasil di sekolah menyukai belajar sama
seperti mereka senang bermain. Ini menjadi salah satu kunci
keberhasilan. Anda harus mencintai apa yang Anda lakukan, kalau Anda
ingin berhasil.
Kelima, janganlah Anda terpaku pada
sesuatu hal, sebab banyak hal yang selalu berubah. Oleh karena itu,
jangan kaku untuk menerapkan satu strategi tanpa mau berubah sama
sekali. Mereka yang tidak bisa beradaptasi pada hal-hal yang baru, akan
tertinggal.
Setelah seorang anak bisa mendapati konsep
positif yang dibangun dalam dirinya, selanjutnya adalah menguasai
beberapa hal teknis dalam belajar. Setiap orang memiliki metode belajar
masing-masing. Akan tetapi, ada beberapa kunci yang harus dipegang
seperti kemampuan membaca cepat, kemampuan mengingat, dan memetakan
pikiran.
“Masing-masing memiliki metode untuk dipelajari,” kata Adam.
Setiap anak pada akhirnya harus bisa menemukan
dirinya untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pertama, tujuan
harus jelas. Misalnya, ulangan Matematika saya harus bernilai 10. Saat
itu, otak dengan sendirinya punya kesadaran, tak ada satu kesalahan pun
yang bisa ditoleransi.
Setelah itu, buatlah jadwal dan laksanakan dengan
konsisten. Dengan teknis belajar yang tepat seperti cara belajar cepat
dan menghafal efektif, setiap anak selanjutnya siap untuk
mengaplikasikan pada berbagai tipe pertanyaan.
Setelah menguji diri sendiri, yakinlah bahwa Anda siap menghadapi ujian sesulit apa pun.
Cara Membaca Efektif
Kemampuan membaca efektif membuat seseorang bisa
menghemat waktu belajar. Konon, dari seluruh teks, hanya 20 persen yang
benar-benar mengandung informasi yang diperlukan. Sekarang, bagaimana
caranya menyaring seluruh teks menjadi 20 persen itu.
Caranya:
1. Kenalilah berapa kecepatan membaca Anda. Untuk
membaca dalam bahasa Inggris, 240-360 kata per menit adalah angka
rata-rata. Usahakan kecepatan membaca hingga 600-840 kata per menit.
2. Jangan teruskan kebiasaan membaca yang
memperlambat seperti bibir yang bergerak, dan suara di kepala yang
mengulang apa yang Anda baca. Selain itu, jangan mengulang-ulang membaca
kata atau kalimat yang sama karena kurang percaya diri.
Ketidakmengertian karena kosa kata yang kurang harus diatasi lebih
dahulu. Jangan pula membaca kata per kata, tetapi tangkap informasi
secara umum saja.
3. Latihlah mata Anda, sehingga dalam satu penglihatan bisa langsung menyapu enam sampai sepuluh kata.
4. Berlatih dengan menggunakan musik bertempo tinggi. Otomatis, Anda akan membaca secepat tempo musik yang didengar.
5. Coba juga untuk membaca sebuah bab dari
belakang ke depan. Alasannya, bagian belakang biasanya berisi
kesimpulan. Mengerti kesimpulan akan membantu Anda menangkap hal-hal
berarti, ketika Anda membaca seluruh bab.
6. Terus berlatih dan berusaha mencapai kecepatan yang lebih tinggi.