Lukisan
ini adalah karya pelukis legendaris Indonesia, Raden Saleh Sjarief Bustaman,
yang berjudul"DIE LOWENJAGD" tahun 1840. Pada tanggal 18Nopember 2005
di Cologne (Jerman) lukisan tersebut laku terjual 805.000,- Euro (atau sekitar
11,77 milyar rupiah).
Berbicara mengenai Kota Bogor dan
sejarahnya, akan terasa kurang lengkap, apabila tidak membicarakan tentang
Raden Saleh, seorang pelukis besar Indonesia. Sebab, di Kota ini awal karirnya
berangkat dan disini pula tempat peristirahatan yang terakhir.
Bila kita berjalan menyusuri jalan
Pahlawan, tepatnya di Bondongan yang jaraknya sekitar 2 km dari pusat Kota
Bogor, 50 meter dari tepi jalan raya, akan kita temui sebuah makam sederhana
Itulah makam Raden Saleh pelukis terkenal Indonesia.
Raden Saleh, Pelukis Indonesia yang malang melintang di Eropa khususnya
negeri Belanda. Ia banyak melukis wajah raja, bangsawan maupun aktivitas dan
perilaku aneka binatang dan juga pedesaan Jawa. Publik dan kritikus seni lukis
melihat Raden saleh sebagai pelukis luar biasa, berbakat dan tiada duanya.
Raden Saleh lahir tahun 1814 di
Terboyo wilayah Semarang, Jawa Tengah. Ia keturunan Arab. Ayahnya bernama Sayid
Husein dan ibunya raden Ayu Syarief Husein. Raden Saleh tumbuh di bawah asuhan
pamannya Raden Adipati Sosro Hadimenggolo, bupati Terboyo yang kondang cerdas
serta berpikiran progresif.
Raden Saleh menikah dengan wanita
Belanda Indo bernama NN Winkelman, namun usia rumah tangganya relatif singkat
dan berakhir dengan perceraian. Pernikahannya yang kedua berlangsung dengan
Raden Ayu Danudirejo, putri Yogyakarta kerabat Sri Sultan Hamengku Buwono VI.
Pasangan ini tinggal di lereng gunung Cidani Bogor.
Bakat melukis Raden Saleh sudah
tampak sejak usia kanak-kanak. Pada tahun 1826, ia belajar melukis dari seorang
guru berkebangsaan Belgia, A.A.J. Payen. Kursus melukisnya berlanjut dengan
guru berkebangsaan Perancis bernama Horace Vernet. Pada tahun 1930 ia berangkat
ke negeri Belanda bersama inspektur kesenian Belanda (De Linge) untuk
memperdalam keahliannya di bidang seni lukis. Salah satu guru lukisnya bernama
J.C. Baud. Ilmu menggambar landschap ia pelajari dari Andreas Schelfhout.
Pelajaran historis childrenrijen dia peroleh dari Cornelius Cruseman. Ia juga berguru
pada pelukis aliran romantis Eugene Delaxroic. Untuk mempelajari Copie Werken
ia mengunjungi Haagsche Moseum.
Lukisan-lukisan Raden Saleh yang
bergaya naturalis mulai dikenal publik Belanda. Ia pun lantas berkeliling ke
daratan Eropa lainnya seperti Jerman, Italia dan Perancis. Apabila menghadiri
pertemuan dengan para seniman di daratan Eropa, Raden Saleh selalu tampil
dengan kostum ala Jawanya. Dengan para raja yang berkuasa di Eropa saat itu
Raden Saleh menjalin hubungan baik, antara lain dengan Raja Goburg, Gotha, dan
Grootherthog Van Saksen. Ia pun dipercaya melukis paras para raja beserta
bangsawannya. Lukisan rajanya yang terkenal yang ia lukis di Belanda antara
lain: Seorang tua dengan tangan terkatub, menghadap buku dan globe (1838);
Lukisan putri-putri de Jonge. Selain piawai melukis wajah, Raden Saleh amat
pandai menggambar binatang. Ia menghadiahkan lukisannya kepada Raja Prusia,
Williem I berupa gambar “Perkelahian Singa”.
Penulis biografi Raden Saleh, Ny. J.
de Loos Haaxman menuturkan bahwa Raden Saleh adalah pelukis luar biasa. Ia
pemilik bakat tiada duanya di negeri Belanda sampai kapanpun. Ia tak akan
pernah kehilangan daya pikat dan daya tarik sampai kapanpun.
Karya Lukisan wajah raja dan
bangsawan yang terkenal antara lain: 1. Lukisan keluarga Baud (1832). 2.
Lukisan H. Heutzepeter (1837). 3. Lukisan laki-laki terkenal R.P. Bonington
(1832). 4. Lukisan W. Daendels, Baron Van de Bosch. 4. Penangkapan Pangeran
Diponegoro.
Lukisan binatang yang kondang
diantaranya: 1. Perkelahian antara singa dan harimau. 2. Berburu menjangan di
Jawa. 3. Berburu banteng di Jawa. 4. Antara hidup dan matinya. 5. Pertempuran
seekor banteng melawan dua ekor Singa secara dahsyat. Raden Saleh juga melukis
dengan seting tanah Jawa yakni: 1. Sebuah jalan di pedesaa Jawa dengan
iring-iringan kendaraan dan penunggang-penunggang kuda. 2. Pemandangan di
pegunungan dengan air terjun, kampung-kampung dan orang-orang berjalan kaki.
thanks ya infonya !!!
www.bisnistiket.co.id